Situ Patenggang dan Batu Cinta

Situ Patenggang merupakan obyek wisata yang berada didaerah Bandung kira - kira 50 km dari arah ibukota kabupaten Bandung , walaupun perjalanan agak jauh tetapi disepanjang jalan kita bisa menikmati pemandangan alam yaitu melewati ciwidey , perkampungan dan perkebunan teh yang menghampar sebelum tempat tujuan memberikan suasana yang tenang .

Situ Patenggang atau Danau patenggang sebelumnya merupakan kawasan cagar alam dan taman Nasianal tetapi sejak tahun 1981 berubah dan resmi menjadi taman wisata .
Di Setu Patenggang kita bisa menikmati setu / Danau , dan bisa menaiki perahuuntuk keliling setu patenggang dan bisa juga ke pulau yang ada ditengah danau yang terdapat batu cinta yang legendaris.

Dari batu inilah, berkembang bagaimana asal-usul Danau Patengan terbentuk. Konon, dahulu kala ada seorang pangeran dan seorang putri yang saling jatuh cinta. Mereka bernama Raden Indrajaya dan Dewi Rengganis. Namun karena keadaan, perjalanan cinta mereka tidak berjalan mulus dan seindah yang mereka bayangkan. Mereka pun harus berpisah. Dari derai derasnya air mata kesedihan mereka itulah terbentuk sebuah situ atau danau. Karena asmara yang begitu dalam, keduanya berniat untuk saling mencari. Karena itulah danau itu diberi nama pateangan karena dalam bahasa Sunda, "pateang-teangan" berarti saling mencari.

Hingga suatu ketika pasangan kekasih itu bisa bertemu kembali di sebuah batu yang bernama Batu Cinta itu. Di atas batu inilah mereka saling berjanji untuk mengikat asmara yang suci dan abadi. Dari sinilah beredar mitos siapapun yang berkunjung ke batu ini dengan pasangannya, maka cinta mereka akan selalu abadi. Batu Cinta itu berwujud dua orang manusia. Batu itu hanya akan nampak saat kemarau, tapi pada kenyataannya batu tersebut jarang sekali terlihat. Bahkan hanya pernah nampak pada tahun 1984.

Selain itu di tengah Danau Patengan terdapat sebuah pulau yang bernama Pulau Sasaka. Pulau ini tampak rindang dengan banyaknya pohon-pohon tinggi yang tumbuh di dalamnya. Pulau ini juga menyimpan mitos tersendiri di mana oleh juru kuncinya, dilarang untuk mengunjunginya kecuali pada tanggal 14 Maulid. Saat itulah penduduk biasanya mengadakan acara ritual semalam suntuk. Juru kunci itu sendiri tinggal di pinggir danau dengan bentuk rumahnya yang unik.

0 komentar:

Posting Komentar